Monday, April 11, 2011

Java Tsalasa

Buat temen-temen yang demen ama barang-barang kerajinan, silakan berkunjung ke kios kami di Jl. Kudus No. 08, Kasongan.

Kios kami menyediakan barang kerajinan berbahan bambu, terracotta, rattan dengan berbagai macam fungsi untuk interior rumah anda.


Wednesday, March 23, 2011

Tarif 'n Syarat Sewa Mobil Selama Promo

A. Car Only (Senin s/d Kamis)
Avanza & LGX
6 jam   : Rp 125.000
12 jam : Rp 175.000
24 jam : Rp 225.000
*Exclude : Sopir, BBM, bea masuk wisata, parkir, dll.

B. Car + Driver (Senin s/d Kamis)
Avanza & LGX
6 jam   : Rp 200.000
12 jam : Rp 225.000
24 jam : Rp 325.000
*Exclude :  BBM, bea masuk wisata, parkir,makan sopir, dll.

C. Car Only (Jumat s/d Minggu)
Avanza & LGX
6 jam   : Rp 150.000
12 jam : Rp 200.000
24 jam : Rp 250.000
*Exclude : Sopir, BBM, bea masuk wisata, parkir, dll.

D. Car + Driver (Jumat s/d Minggu)
6 jam   : Rp 200.000
12 jam : Rp 250.000
24 jam : Rp 350.000
*Exclude :  BBM, bea masuk wisata, parkir,makan sopir, dll.

Syarat Administrasi :
1. KTP
2. C1/ Kartu keluarga

Jaminan untuk sewa CAR ONLY :
1. Motor di atas tahun 2000, STNK & BPKB
2. Sertifikat Tanah 

 





Tuesday, March 22, 2011

KASONGAN

Kasongan adalah Desa wisata gerabah dan craft yang terletak di daerah Bantul. Dapat ditempuh dari Bandara Adi Sucipto kurang lebih 30 menit. Atau 15 menit dari Malioboro. Cukup dekat kan?...


Kasongan menawarkan wisata belanja bagi penggemar craft. Dengan harga bersaing, ada yang sistem retail or made to order. Banyak penjual yang menawarkan barang pernak-pernik lucu, dan juga interior dan exterior assessories, salah satunya Java Tsalasa.

Hasana Rizky Transport juga berada Kasongan. Teman-teman yang ingin plesiran di Jogja dengan bebas tanpa harus terkekang transportasi umum (maklum di Jogja transport ke luar kota hanya beroperasi sampai jam 17.00 sore). Bisa menghubungi kami ;-)


Monday, March 21, 2011

Menikmati Sunset di Parangtritis di atas Bendi (Foto 6 dari 8)

Menikmati Sunset di Parangtritis di atas Bendi (Foto 6 dari 8)

CANDI BOROBUDUR

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.


Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.

Naskah: Yunanto Wiji Utomo

Hasana Rizky Transport

"Selamat datang.... Welcome... Sugeng Rawuh...."

Kami menyewakan mobil dengan/ tanpa sopir.

Lokasi kami di kawasan desa kerajinan Kasongan, Bantul, Yogyakarta.

Silakan hubungi kami di : 085643068208 (sms only) atau 0274 - 6504644.

Drive save with Us..........